Sudah lama sekali tidak menulis di Blog, terakhir hanya beberapa bait kata dalam bentuk pantun, difikir-fikir apakah saya sebegitu sibuknya sehingga tidak istikomah menulis di blog, jika dilihat-lihat dari statistik pengunjung, ada juga yah yang mengunjungi blog saya, hahahhaha. Terimakasih untuk yang bersedia menghabiskan beberapa menit waktunya membaca blog saya yang isinya random & absurd :D.
Siang ini apa yah kira-kira ingin saya tuliskan?
Kemarin ketika saya ke Jakarta untuk membeli sesuatu ke Pasar Senen, dalam perjalanan di fikiran saya berkelana mengingat masa ketika saya masih menjadi bagian penduduk kota Jakarta yang berjuang untuk tetap eksis di kota ini. Hahahha...masa itu, saya melihat Jakarta begitu gemerlap.
Saya sadari, daya tarik magis bling-bling kota Jakarta sangat menggoda saya, Alhamdulillah saya bilang masih dalam batas kewajaran, hahahah. Kala itu saya bekerja sebagai staf outsourcing di salah satu BUMN dikawasan Gambir, masih terlihat elit bukan?, ditambah orang tua saya memfasilitasi saya dengan Apartment & mobil pribadi tinggal hanya dengan adik & jauh dari pantauan orang tua, kurang apa lagi? Setiap akhir pekan saya hang-out dengan teman-teman kantor, entah makan di Resto mahal, atau karokean beberapa jam, hingga pulang larut malam. Saya selalu siap jika setiap kali ada ajakkan untuk pergi main atau sekedar kumpul-kumpul dengan teman. Jika kata mama, saya itu "Jakarta Banget". Bukankah itu yang dicari kebanyakkan anak muda, Eksis!
Beberapa bulan saya menjalaninya, hingga suatu hari saya memutuskan untuk re-sign dan pindah ke kota Bogor, sebenarnya saat tidak tahu apa yang hendal saya lakukan kedapan, yang saya yakini saya ingin jadi pengusaha sukses, dan itu di mulai dari kota Bogor.
Banyak teman-teman yang menggeleng kepala dengan keputusan saya, "kamu yakin?" , "memang apa yang bisa dilakukan di Bogor?" dll. Pertanyaan-pertanyaan semacam itu yang terlontar dari mulut mereka. Walau memang sampai saat ini saya belum bisa menjadi pengusaha sukses yang sesuai harapan saya, namun setidaknya saya punya usaha dan saya terus berusaha.
Lalu bagaimana Jakarta saat ini dimata saya?
Selain hendak membeli sesuati ke Pasar Senin, kemarin aku saya juga sekaligus bertemu dengan sahabat saya Dewi, di dalam mobilnya saya menceriakan yang saya fikirkan, tidak disangka hal serupa yang dirasakan dia. Jakarta Tidak Segemerlap Dahulu. Alasannya pun sama, karena itu semua seperti Fatamorgana, tipuan, tidak ada kesejatian dalam gemerlap Jakarta. Mungkin ini jawaban dari kami yang sama-sama pernah kecewa dengan kenyataan. Mungkin yang lain belum merasakan kecewa, tapi kami bersyukur telah dahulu dikecewakan, sehingga kami tahu lebih cepat mana yang sejati.
Apalagi semenjak saya tinggal di Kota Bogor, kota Bogor. Kota ini telah membuat saya jatuh cinta. Lain waktu saya akan bercerita kenapa saya jatuh cinta dengan Kota Hujan ini.
:D
