Sabtu, 23 Agustus 2014

Konsep Pre Wedding

Bekerja di dunia foto, apalagi foto pre wedding membuat otakku bekerja keras untuk memikirkan ide foto, ada satu ide yang aku save untuk prewedding aku sendiri nantinya.

"What are you looking from me?"

Konsep ini yang dimana, mengambil dari sudut pandang pasangan masing-masing, apa yang dilihat dari si cewek ke si cowok dan sebaliknya. Misalkan, si cewek melihat/ menyukai si cowok karena dia soleh, foto akan bertemakan agamis gitu, atau misal si cowok lihat/melihat si cewek jago masak & mengurus rumah, maka akan foto bertemakan masak atau mengurus rumah, jika ada banyak yang disukai dari masing-masing pasangan, jadi fotonya akan banyak juga...heheheheh...

Sudah ada yang realisasikan konsep ini blm yah?

Heheheh...


Konsep pre weddingnya sudah ada, calonnya mana?

Hahahha....

Selasa, 12 Agustus 2014

Fix, he is not...!

Sudah beberapa hari saya uring uringan, dan ngomong sendiri gak jelas untuk meyakinkan diri memulai menghubungi dia duluan, saya seperti menjadi hantu yang mengentayangi HP. Berkali kali saya sudah sudah menuliskan sms dan menghapusnya kembali. Malam kemaren saya nekat untuk sms dia duluan melaui aplikasi FB massager, memang pemilihan waktunya kurang tepat, saya smsnya skitar jam 9.30 sepulang saya dari Jakarta (*nanti saya akan juga menuliskan kisah perjalanan saya ke Jakarta yang penuh pelajaran). Saya benar-benar lelah dan baterai semangat saya sudah mulai menipis, saya punya kebiasaan, jika mengerjakan sesuatu yang membuat saya penasaran semangat saya selalu kembali, dan dia membuat saya penasaran! Hehehhe. Oke kembali ke cerita semula, akhirnya saya mencoba untuk sms normal, yah seperti... "Assalammualaikum, hai apa kabar? Sudah mulai sibuk dengan aktifitas?"...Normalllll banget kan? malah saya fikir terkesan garing. Hahahha...

Saya menunggu balasannya sampai saya terlelap, dan balasannya saya terima ketika saya setengah sadar di pagi hari. Sebuah balasannya yang membuat saya berfikir, "Fix, he is not ... ". Saya menanyakan keadaan dia, namun dia menanyakan keadaan KOTA BOGOR!!! ada apa ini? kenapa KOTA BOGOR???...dari pertanyaan itu membuat saya mengerti, dengan logika saya yang mungkin rada aneh. Saya mengerti dia... dia... dia... (*saya tidak kuat menyebutkanya, biarlah saya simpan dalam hati...ahahha LEBAY).

Namun walau demikian, pagi ini saya masih tetap bersemagat menyambut dan menantang hari... Hei, life i am ready for battle with you! Mari bekerja!

*Terimakasih untuk mama yang pagi ini memasakkan ayam goreng SUPER enak untuk saya bawa menjadi bekal makan siang. :)

Jumat, 08 Agustus 2014

True Friends

Entah berapa kali saya kecewa dengan teman, yang dulu mengaku sahabat, atau cuma saya saja yang merasa mereka sahabat, entahlah. Ibu saya sering mengatakan saya bodoh karena sangat royal sekali kepada teman, "nanti kamu dikecewakan baru tau rasanya", ucappan ibu saya itu ternyata benar terjadi. Saya yakin ibu saya bukan bermaksud menyumpahi, tetapi beliau melihat dari pengalaman hidup.

Benar-benar kecewa ketika satu persatu yang mengaku-ngaku sahabat itu mengecewakan saya, dimulai dari titik balik kehiduppan saya yang membuat saya harus melarikan diri ke pesantren, dan hilang dari peredaran untuk beberapa lama, hanya satu dua orang teman yang bertanya apa yang terjadi dengan saya. Selebihnya, seperti kata pepatah habis manis sepah dibuang.

Kekecewaan itu tidak terhenti sampai disitu, satu persatu dari mereka menikah. Bukan saya kecewa karena ditinggal menikah, tapi saya kecewa tidak dikabari perihal mereka menikah. Saya taunya dari orang lain, tahunya setelah mereka hamil, atau tahunya setelah melihat posting foto-foto pernikahan di FB.

Mungkin memang saya yang salah, teringat dengan nasihat Aa' gym : "Jika terlalu banyak berharap pada manusia, siap-siap banyak kecewa, berharaplah hanya kepada Allah SWT. Hanya Dia yang tidak pernah mengecewakan."

Namun dibalik semua kekecewaan itu, saya mengambil banyak pelajaran dan mulai menyeleksi dalam berteman. Alhamdulillah, saya dari kejadi-kejadian itu saya melihat siapa yang disekitar orang-orang yang disekitar saya yang benar di sebut "teman". Saya bersyukur mempunyai teman ber-inisial D yang tinggal di Tj. Priok, pertemanan kami dimulai dari Darwis Triadi School of Photography, kami sama-sama mengambil kelas Intermediate pada tahun 2012. Semenjak saat itu D sering menjadi teman mengobrol dan diskusi tentang foto. Hobby kami yang sama InsyaAllah membuat pertemanan semakin erat. Terkada D main ke Bogor sekedar untuk hunting kuliner di Bogor, atau saya berkunjung kerumahnya untuk mengenal orang tua dan saudara-saudaranya.

Teman saya yang lain ber-inisial F, tinggal di kota yang sama dengan saya, rumah kami hanya terisah jalan raya besar, dia dikomplek seberang rumah saya. Perkenalan kami berawal dari saat saya hari pertama bekerja sebagai outsourching desain di Pertamina, F yang saya kira bapak-bapak usia 30an dengan anak 2 itu ternyata masih menyandang status mahasiswa S1 IPB jurusan Komputer, perawakannya yang kelihatan tua membawa keberuntungan untuknya dibidang pekerjaan, karena tampangnya orang yakin dia profesional. Bahkan saat ini dia menjadi dosen di UIKA dan mengajar mahasiswa yang sebaya dengannya. Kacau. Hahahhaha....

Kami mempunyai hobby yang sama, juga photography dan wisata kuliner, kebanyakkan kuliner di kota Bogor saya explore bersama dengan F. Saya tidak perlu merasa malu dengan tingkah-tingkah aneh saya jika bersama dengan F, dia juga sudah maklum kadang saya menjadi lebih laki-laki dari pada laki-laki. Hehhehe...

Namun belakangan ini hubungan kami kurang baik, semenjak orang tua saya ngotot memaksa saya cepat menikah dan panik karena saya masih terlihat asik dengan dunianya sendiri, sehingga ayah saya berinisiatif untuk menjodohkan saya dengan si F, yang ternyata F juga menyukai saya, saya fikir semuanya akan baik-baik saja karena kami sudah saling kenal lama, dan saya coba untuk menjalaninya saja, namun belakan begitu banyak terjadi konflik, terutama yang melibatkan orang tuanya, hubungan kami semakin renggang, ibu saya prihatin dengan keadaan pertamanan saya dengan si F, sering beliau membujuk saya untuk mengontak F duluan untuk sekedar say "hallo" atau tanya kabar. Saya mengerti kekhawatiran ibu saya, karena jarang ada teman yang sebaik si F. Saya juga sudah bertekat untuk memperbaiki hubungan pertemanan tapi, tapi kemarahan, ego dan gengsi masih menguasai.

Ada juga teman saya berinisial R, kami kenal semenjak SMA, kami punya hobby yang sama yaitu drama Korea, sering saya pergi ke kossanya di Depok untuk sekedar bermain dan mengcopy drama korea, pembicaraan kami suka aneh-aneh, kadang kami suka berimajinasi dan menertawakan imajinasi kami sendiri. R orangnya sangat mandiri dan pekerja keras, dia mempunyai impian yang sangat besar, dan dia tahu bagaimana cara mencapainya. Saya salut dengan si R, dia berani mutuskan sendiri setiap keputusan besar dalam hidupnya, yang dimana sifat itu masih belum ada dalam diri saya.

Di Bukittingi ada teman saya yang ber-inisial Z, dia saya kenal ketika saya melakukan penelitian skripsi di Padang, Z yang membantu saya dalam penelitian. Jika kami bertemu dan mengobrol, kami sudah kayak dua orang gila yang terdampar diantah berantah, kerjaan kami hanya menertawai apapun yang kami imajinasikan lucu, Z sekarang bekerja sebagai PNS bagian desain di Kota Bukittingi, walau kami sama-sama gila, tapi dia tidak segila saya, dia masih mencari aman dalam urusan financial, secara dia adalah laki-laki yang harus menghidupi sang istri dan calon ponakan saya. Hehehe...

Saya menghormati Z, karena setiap kali dia ke Jakarta dia selalu mengabarkan saya, baik bisa bertemu atau tidak, dulu ketika dia dinas ke Jakarta dia pernah kerumah saya dan menunggu saya selama 3 jam karena saya sedang berada di Bogor, dan saya juga menjadi teman pertama yang dia kabari saat dia mau menikah, semenjak saat itu saya sangat menghargai pertemanan dengan dia. Sukses selalu menjadi PNS untuk teman saya yang satu ini.

Ada teman-teman yang lain yang tidak cukup saya ceritakan semua, saya takut nanti lama-kelamaan ceritanya bisa kayak sinetron Indonesia yang super lebay dan panjang. Hahah...

Namun demikian, saya tetep berterimakasih kepada setiap teman-teman saya, pengalaman manis, pahit, asem, asin, positif atau negatif yang saya alami dan rasakan selama berteman, sedikit banyak memperngaruhi sosok & pribadi saya saat ini. Banyak nasihat Rasululla SAW mengenai memilih teman, salah satu sabda Rasulullah SAW tentang memilih teman adalah :

"Seseorang itu bergantung agama temannya, maka perhatikan siapa yang menjadi temannya." ( HR Ahmad dan Tirmidzi)

 &

"Janganlah bersahabat kecuali dengan orang mukmin" (HR Ahmad, Tirmizi & Abu Daud)

ada juga kata pepatah,

"Jika berteman dengan tukang sampah maka kita tertular bau sampah, namun jika kita berteman dengan tukang parfum maka kita akan terciprat wangi parfum"


Mulai sekarang, pintar-pintarlah memilih orang untuk dijadikan teman, fikirkan apakah berteman dengan dia akan bermanfaat untuk Visi dan Misi kehiduppan kita di Dunia & di Akhirat, jika tidak jauhi. Bukan berarti ini memilih-milih teman, tetapi alam akan menyeleksi dengan sendirinya jika kita memposisikan diri kita sesuai dengan yang kita mau. Jika kita mau memposisikan diri kita sebagai orang mukim, maka kita akan berusaha memperbaiki diri dan hal itu secara tidak langsung akan menyeleksi lingkungan dan orang-orang disekitar kita.

Begitu juga dalam memilih teman dalam pernikahan :)

Semoga tulisan ini kelak menjadi bahan perenungan untuk saya atau orang-orang yang membaca tulisan ini, dalam cara mencari dan memilih teman.

Selasa, 05 Agustus 2014

Ruang Rindu - Part2

Alhamdulillah hari ini sudah mulai kembali bekerja, datang ke studio langsung disambut meeting internal staf studio, aku dan mas iwan. Inti dari meeting, studio sedang mengalami penurunan, sehingga diadakan pembagian tugas, yang dimana saya yang biasanya dibawah perintah mas iwan untuk mengerjakan segala project berbau desain untuk studio sekarang diserahi tugas untuk meng-handle DeBlitz Junior, segala urusan DeBlitz Junior, marketting, pelayanan, desain dan photography saya yang atur dengan tetap terus koordinasi dengan mas Iwan yang kelak hanya akan meng-handle DeBlitz Studio. Alhamdulillah ini sebuah tantangan bagus, aku lebih bisa banyak menuangkan ide disini.

Oke, lalu apa hubungannya dengan inti meeting dengan Ruang Rindu - Part 2?
Sebenarnya tidak terlalu ada hubungan, tapi dihubung-hubungin aja...ehehhehe
Seperti biasa, makan siang aku jika distudio biasanya hanya roti isi dan air putih yang di beli dimini mart samping studio, eng...ing...eng...ini dia hubungannya, ketika masuk mini mart pas banget lagu yang di putar adalah Ruang Rindu - Letto. *Zing...

Dengan perasaan geli aku berfikir, ada apa ini? apa Alam Semesta mendukung saya untuk merindui Makhluk Adam itu?
Alhasil, seharian ini saya menjadi hantu HP yang gentayangan ngarep ada sms dari dia, tetapi yang doyan banget nelfonin & sms aku hari ini itu mbak Santi dari Il Bisonte Indonesia untuk nanyain perkembangan desain kataloq. Bete.


Ruang Rindu

Sudah lama tidak merasakan perasaan seperti ini, rasa bahagia bercampur excited yang tidak sengaja menciptakan sebuah ruang dihati.
Jadi teringat sebuah lagu dari Letto - Ruang Rindu.

Di daun yang ikut mengalir lembut tersuangai ke ujung mata
Dan aku mulai takut terbawa cinta menghirup rindu yang sesakkan dada
Jalanku hampa dan ku sentuh dia, terasa hangat di dalam hati
Kupegang erat dan kuhalangi waktu, tak urung jua ku lihatnya pergi
Tak pernah kuragu dan selalu kuingat kerlingan matamu dan sentuhan hangat
Ku saat itu takut mencari makna, tumbuhkan rasa yang sesakkan dada
Kau datang dan pergi begitu saja, semua ku terima apa adanya
Mata terpejam dan hati menggumam, di ruang rindu kita bertemu
Kau datang dan pergi begitu saja, semua ku terima apa adanya
Mata terpejam dan hati menggumam, di ruang rindu kita bertemu

Apa akan tercipta sebuah ruang rindu yang pada akhirnya hanya aku saja didalamnya, bermain-main dengan kenangan yang ditambahi khayalan-khayalan untuk bertemu kembali.

Tidak ingin mengulangi kesalahan yang sama, aku harus segera merangkak keluar dari ruang rindu, jika hanya akan menjadi sebuah khayalan yang tidak bertepi. Berbahaya, sebuah palu waktu akan menghujam aku kembali jika terus menikmatinya.


Senin, 04 Agustus 2014

You Are the "wortel" of My Eyes

Judul yang sedikit meniru judul dari film asia "You Are the Apple of My Eyes", You Are the "wortel" of my Eyes bukanlah sebuah film seperti judul aslinya, ini hanya sebuah pengibaratan apa yang aku rasakan saat ini.

You Are the "wortel" of My Eyes, aku adalah ibarat seekor kuda pedati yang digantungkan wortel oleh kusir tepat didepan mataku, tujuannya adalah agar membuat aku berlari untuk mengejar wortel itu, namun permasalahannya, semakin aku berlari-semakin tidak aku dapati wortel itu, wortel tersebut seakan berlari mendahuluiku, lalu bagaimana aku bisa mendapatkan wortel itu?

Cara satu-satunya hanya mengharapkan belaskasihan dari pak kusir untuk memberikan wortel itu, karena harapanku(do'a), usahaku dan fokusnya aku. Ketika aku sudah lelah, pasrah dan benar-benar butuh akan wortel itu. Atau bisa jadi aku dapat lebih dari sekedar wortel.

Menurutku, begitu juga dengan jodoh...
Aku hanya perlu yakin dalam bermunajat, maksimal dalam memperbaiki diri dan fokus dengan apa yang aku inginkan. Walau tidak selalu apa yang diinginkan seorang manusia langsung dikabulkan Allah, karena Dia maha tahu apa yang dibutuhkan Hambanya, apa yang kita inginkan akan diganti Allah dengan hal yang lebih baik, yaitu apa yang kita butuhkan.

Jadi, saat ini  You Are the "wortel" of my eyes. :)